Saturday, February 11, 2017

Kacamata Programmer(1)

Serius deh, makin ke sini bukannya memihak yah.. lets see the fact. Makin jelas kok siapa yang paham, siapa yang tidak. Terus terang saya takut dengan hal-hal seperti itu :D. Biar tidak ada yang tersinggung, mari kita analogikan... saya jago loh menganalogikan sesuatu...:D
  1. Seperti Project Manager karbitan, tidak punya cukup experience di tecnical tetapi sok tau dan ngaku2 berpengalaman alias sok jago. Asal bicara tanpa berpikir apakah cara yang diutarakan bisa di-implementasikan atau tidak di aplikasi,bagaimana effortnya terhadap project dan aplikasi yang berjalan...menganggap enteng segala hal, kasih donat beres,Tipu-tipu..yang penting bapak bangga dan client senang mendengarnya, tak perduli caranya.
     
  2. Seperti senior developer, berpengalaman di tecnical, tau seluk beluk aplikasi dan project luar-dalam. Tau apa yang harus dilakukan dengan aplikasi, tau mana yang bisa dan mana yang tidak,Tetapi terlalu 'real', blakblak-an sehingga tidak disukai dan dianggap aneh.
     
  3. Seperti direktur/project owner, penuh janji manis saat kickoff dan monthly meeting.Penuh falsafah dan teori tentang bagaimana project yang baik bisa berjalan tanpa tau bagaimana praktek dan paitnya di lapangan. Yang penting client senang, menang tender, invoice cair.
...

Sekarang bayangkan,....
ketiga tipe orang itu tidak bisa berada dalam satu project. Tiap2 orang itu berada dalam project masing2 dan menjadi ujung tombak dari suatu project.

Maksudku ujung tombak adalah, orang yang menjadi tumpuan dan dituruti oleh semua anggota teamnya. yang diharapkan. Apa yang akan terjadi...

  1. Dia akan mencari cara halal dan haram untuk speak2 dan ngeles sana sini. Hati2, orang salah omong dikit bisa disikat dan dijatuhkan habis2an, itu bisa jadi peluru buatnya. Biasanya tujuan orang seperti ini hanyalah untuk 'menyelesaikan', tak perduli dengan hasil. Percaya sama saya... :D Waktunya hanya dipakai untuk membela diri dan menyelamatkan diri sendiri dan ehmmm....  akhirnya.. aplikasi akan jadi ala kadarnya... Lebih banyak berantemnya sama client daripada hasil aplikasi.. tetapi..yahhhhh.. kalo bisa speak2 dan entertaint, bawa ke hotel.. cincai lah...berantemnya bisa ditutupin... :D. Seriusan deh, gw udah sering ikut project, gw tau endingnya bakal kayak gimana. Nih.. calon2 project bakal masuk jurang bwahahahhaha...
     
  2. Gk bisa ngomong bahasa 'manusia' atau bahasa 'yang katanya manusia', kasar, real..blak-blakan... pemikiran utama adalah aplikasi.. Tetapi besar kemungkinan relasi ke client terasa renggang dan tidak 'romantis' bwahahahhaha.... hasil akhir aplikasi kemungkinan besar akan jadi dan berhasil. Tetapi balik lagi... romantisme ke client akan jauh dari mesra bwahahhaha
     
  3. Hampir sama dengan 1, tetapi akan lebih punya banyak resource untuk menyelamatkan diri.. masih ada kemungkinan menyelamatkan aplikasi, tetapi juga bisa jadi tidak. 50-50. Tergantung apakah menguntungkan atau tidak... Akan berpihak ke yang menguntungkan :D... masih ada kemungkinan selamat, tetapi kalo gk hati2 ngeri juga....Kemampuannya hanya resource bukan diri sendiri...Jadi ketika dia ditinggal pergi.. wassalam...
....
Membuat aplikasi yang baik membutuhkan informasi dan data yang baik, analisa dan eksekusi yang tepat. Butuh waktu dan ketelitian dalam pengerjaannya. Jangan harap bisa diselesaikan hanya dengan teoritical apalagi hanya dengan memikirkan dan membayangkan. Gk usah ngimpi... Sim salabim jadi...kecuali kamu Bandung Bondowoso. Bandung Bondowoso pun masih harus extra effort.


Client yang pintar dan memang memerlukan aplikasi yang terbaik sebagai penunjang kebutuhannya bisa melihat apa yang dibutuhkan.

Balik lagi,... kubilang.. client yang pintar...

yaah clientnya butuh apa?? aplikasi, bakar uang aja, atau hanya formalitas project kelar supaya 'kpi' naik..... :D.
Lah.. kamu butuhnya apa???

......

Lalu siapa yang pada akhirnya bakal babak belur?
Siapa yang pada akhirnya paling berjibaku dengan projectnya?
Menurut ngaanaaaa....!?

Lalu, bagaimana caranya biar project berhasil?....
gampaang.. langkah awal adalah....berhenti 'membayangkan'...

0 comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.