|
google |
Saat menatap bayangan gelap yang menempel di kaki di bawah teriknya sinar matahari, sebuah pikiran terlintas di benakku. Seperti halnya bayangan ini, ada sebuah belenggu bernama takdir yang sulit dihindari manusia. Kupikir hal itu hanya terjadi pada diriku, tetapi ternyata terjadi juga pada orang lain.
Itu penggalan paragraf yang sempat kubaca dari sebuah buku. Jika memang takdir tidak bisa dihindari manusia karena tidak diterimanya, jika memang takdir itu sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan, berarti memang benar jika kita hanyalah pemeran drama kehidupan di dunia ini. Mungkin banyak yang membantah dan seolah berkata bahwa tidak percaya dengan takdir, tetapi melihat dari definisinya, jika memang benar takdir itu adalah sesuatu yang digariskan oleh Tuhan...menolak takdir sama artinya dengan menolak Tuhan...apakah seperti itu? Setiap manusia memiliki sebuah takdirnya sendiri, apa perannya pada kehidupan ini... dan seperti sebuah pertunjukan lainnya, tidak semua adalah pemeran utama tetapi tetap menjadi bagian dari pertunjukan itu sendiri.
Setiap manusia memiliki kehidupannya sendiri, kehendaknya sendiri. Setiap apa yang dia lalui adalah keputusan yang dia ambil, terpaksa atau kerelaannya. Ada manusia yang memiliki kehidupan yang baik, ada pula yang memiliki kehidupan yang buruk. Tetapi tidak ada yang paling baik atau yang paling buruk sekalipun.
Manusia tidak pernah tau malah tidak mau tau tentang apa yang dilalui oleh seseorang. Tentang perjuangan yang sudah dilaluinya untuk mencapai kondisi saat ini. Yang terlihat hanyalah hasil tanpa mau tau prosesnya. Manusia juga tidak perduli dengan apa yang menyebabkan perilaku seseorang tanpa pernah mau tau kehidupan macam apa yang sudah dilalui oleh seseorang sehingga dia memutuskan untuk berperilaku seperti itu. Empati...hanyalah kekosongan...
Kebahagiaan selalu digaungkan oleh manusia...ntah ada dimana itu, mereka selalu mencarinya. Anehnya, beberapa manusia seakan menyamaratakan kebahagiaan. Bentuk kebahagiaan seseorang belum tentu sama dengan yang lain.
Ada yang bergelut dengan kesejahteraannya, padahal masih banyak yang jauh lebih menderita dibandingkan dengan dirinya. Sama halnya dengan kebahagiaan, kesejahteraan pun tidak sama satu dengan yang lain. Kebutuhan setiap orang pun berbeda-beda. Kehidupan yang manusia bentuk sendiri di dunia ini sebenarnya yang membuat hal itu menjadi begitu rumit.
Ada yang bergelut dengan keyakinan dan prinsip hidupnya, anehnya seakan merasa dirinya paling benar padahal setiap manusia memiliki hak yang sama untuk memiliki keyakinan dan prinsip. Apapun alasannya, jika memang manusia itu berbeda dan hanya satu yang benar...lalu kenapa Tuhan harus menciptakan mereka yang berbeda? atau kenapa Tuhan tidak menghancurkan mereka saja? Apakah Tuhan menghendaki mereka belajar? Jika memang semuanya berasal dari Tuhan, kenapa tidak sedari awal saja?tampak tidak terlalu kuat seperti layaknya Tuhan kan?iya.. karena itu bukan perbuatan Tuhan..itu perbuatan manusia...
Ada yang bergelut dengan cinta dan berusaha selalu mencari...padahal sudah ada di dekatnya. Terus meminta untuk dicintai tetapi tidak mau menerima keadaan orang lain.
Jika tidak akan mencintainya, tinggalkan. Namun jika tidak akan meninggalkannya, maka cintailah.
Kebahagiaan, kesejahteraan,cinta yang kita dapatkan saat ini. Tetapi apakah kebahagiaan, kesejahteraan dan cinta tersebut berdiri di atas penderitaan yang dialami oleh orang lain? Penderitaan yang disebabkan oleh perbuatan kita, sadar ataupun tidak sadar.
Pada akhirnya nanti, manusia akan menjalani kehidupannya sendiri. Tidak perduli seberapa bahagia dirimu, tidak perduli seberapa sejahtera hidupmu, tidak perduli bagaimana sempurnanya hidupmu.
Tidak perduli dengan keadaan terbaik yang kau alami, tidak perduli seberapa besar kau dicintai, tidak perduli seberapa sempurna pasangan hidupmu nanti.
Tidak perduli keputusan terbaik apa yang sudah kau ambil, tidak perduli siapa yang kau pilih dan siapa yang kau tinggalkan, tidak perduli apa yang kau terima dan yang sudah kau campakkan.
Pada hakikatnya, manusia memiliki jalannya sendiri dan setiap jalan yang ditapaki oleh manusia memiliki keunikannya sendiri dan kau tidak akan pernah merasakan keseluruhan jalan yang dilalui oleh orang lain...Itu karena kau berbeda, jalanmu berbeda... Mungkin memang itu bukan jalan yang kau pilih atau memang itu adalah jalan yang sudah kau tolak dan memilih jalan yang lain yang kau anggap lebih baik...tetapi sekali lagi...tak ada kehidupan yang terbaik..tak ada yang terburuk. Pasti akan ada titik dimana kau merasa salah, merasa iri dengan jalan orang lain...lalu menyesal. Berpikirlah sejenak... apakah kau memang tidak diberikan keberuntungan untuk menapaki jalan itu atau kau memang sudah menolak jalan itu sebelumnya. Setiap tindakan yang dilakukan manusia adalah keputusan yang diambil sendiri.
Setiap manusia itu unik tetapi tetap saja keunikan itu sendiri ada tingkatannya. Keunikan itu bisa menjadi daya tarik manusia itu sendiri atau justru menjadi hal yang menyebabkan manusia itu ditinggalkan.
Jangan kau merasa sombong dengan kehidupanmu, jangan kau merasa sombong dengan pencapaianmu. Bisa jadi apa yang sudah kau lalui itu tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang sudah dilalui oleh orang lain. Jangan kau merasa kuat. Jika kau mau tau apa itu kuat..cobalah untuk bertarung sendiri.
Percaya, setidaknya itulah yang bisa dilakukan.
Percaya bahwa jalan yang terjal dan susah biasanya memberikan tujuan akhir yang indah.
Percaya bahwa selalu ada cahaya dari setiap lorong gelap yang kita lalui.
Percaya bahwa suatu saat kita akan berada di sebuah tempat yang selalu kita impikan dengan usaha kita.
Percaya bahwa jika kita bisa memimpikannya maka kita bisa melakukannya.
Manusia itu unik, ada yang bisa dimengerti tetapi ada juga yang susah dimengerti. Mempelajari manusia, maka kau akan sedikit mengerti tentang manusia itu. Tetapi bukan menjadi manusia yang pengertian, hanya...manusia yang mengerti tentang manusia lainnya.
Manusia juga bisa dan sangat bisa kejam kepada manusia yang lainnya. Demi dirinya atau kelompoknya apapun akan dilakukan termasuk menyakiti sesama manusia hanya demi kebahagiaan atau keyakinannya. Lantas, pernahkah kau bertanya..saat ini kau berada di sisi mereka lalu apa yang menghalangi mereka untuk melakukan hal yang sama jika nanti suatu saat kau berbeda dari mereka juga?
Seperti halnya bayangan ini, ada sebuah belenggu bernama takdir yang sulit dihindari manusia.Akupun bertanya...Jika memang takdir itu sebuah belenggu, apa salah kita sehingga mendapatkan hukuman seperti itu?
atau...
apakah belenggu itu bukanlah sebuah hukuman...melainkan sesuatu yang menjaga kita supaya kita tetap bertindak sesuai dengan peran kita, supaya kehidupan di alam semesta ini bisa tetap berjalan seperti yang sudah ditetapkan?
atau...
apakah aku terlalu keras menyikapi hidup ini?
Tidak semudah yang dibayangkan untuk menceritakan kehidupan yang panjang dalam untaian kata dan merangkainya menjadi sebuah kalimat yang bisa dimengerti oleh manusia. Secara lisan dan lantang saja belum tentu manusia mengerti...atau mau mengerti. Tak akan pernah cukup juga jutaan kata untuk menggambarkan sebuah kehidupan yang panjang. Lagipula...tak ada tulisan yang bisa menggambarkan seutuhnya darah dan airmata, sakitnya luka dan sedihnya hati.