The Birth
Tumbuh dan berkembang di Pulau Bangka. Menghabiskan masa kecilnya di sana sampai dengan SMA.
Play, Learn and Grow
Bermain, belajar dan tumbuh di pulau Bangka, salah satu pulau terindah. Bermain untuk kesenangan, belajar menghadapi hidup dan tumbuh bersama orang lain.
Life for Something
Hari demi hari-senang,sedih,tawa jadi bagian dari hidup. Tantangan?Apa seninya hidup tanpa tantangan?
To be Somebody
To be somebody or nobody. Life for something or nothing. Work hard, Play hard, Die hard to achieve dreams.
Rest in Peace
Life for nothing or die for something. When the time coming, He will gone but never forgotten.
Monday, January 28, 2019
Surat Untuk Ahok
Ini surat yang sudah gw tulis beberapa bulan lalu. Niatnya mau dikirimin tetapi sampai sekarang gk pernah terkirim....sampai akhirnya orangnya sudah bebas*no editing
Hi Pak Ahok,
Sebelumnya
perkenalkan, nama saya Andi. Saya lahir dan besar di Pangkalpinang, Bangka,
satu provinsi beda pulau sama bapak. Mau saya panggil khiu tapi gk enak ati, panggil Pak aja. :D. Saya berdomisili di
Jakarta saat ini semenjak kuliah walaupun saya tidak ber-KTP Jakarta. Jadi,
jujur saja saya tidak memberikan suara saya ke siapa pun sewaktu Pilkada
kemarin. Kenapa saya menulis surat ini ke bapak, karena saya merasa sedikit tau
tentang yang bapak rasakan, saya merasa saya mirip dengan bapak *sikap yah
bukan tampang*, dan saya ingin membagi pengalaman ke bapak juga *read: curhat*. Kalau bapak punya waktu luang
bolehlah dibaca surat saya ini *tapi seharusnya bapak punya waktu luang sih
yah, 2 tahun ahahahaha… *
Saya termasuk salah
satu orang yang mengikuti sepak terjang bapak, semenjak Pilkada Babel beberapa
tahun yang lalu. Lebih-lebih saat bapak jadi Wagub dan Gubernur Jakarta, sepak
terjang bapak tu mudah dilihat di banyak media. Jujur, saya termasuk orang yang
apatis terhadap pemerintahan negara ini selama ini. Semenjak bapak dan Pak
Jokowi nimbrung di Jakarta saya jadi
ikut tertarik dan merasa bahwa masih ada sedikit harapan di negara ini.
Menjadi etnis cina
di negeri ini memang tidak mudah, gk usah munafik bilang jika orang-orang di
negara ini menghargai perbedaan dan lain sebagainya…itu klise, kenapa? Karena
saya merasakannya sendiri sebagai etnis cina di negeri ini. Suka atau tidak
suka, masih ada dan cukup banyak orang-orang yang membeda-bedakan seperti itu.
Saya sangat sedih dengan
kasus yang bapak alami. Saya yakin kalau bapak sangat tidak ada maksud sama
sekali melakukan penghinaan atau apalah namanya itu yang mereka tuduhkan. Dari
dalam hati bapak saya yakin bapak tidak ada niat melakukan itu, bahkan secara
logika bapak tidak akan berani juga…mau jadi apa jika sengaja melakukan
penghinaan agama di negeri ini apalagi sengaja bagi golongan minoritas. Gk
sengaja aja babak belur apalagi sengaja… ancok kurau… Dulu saya berharap bahwa
bapak bisa dimaafkan, apalagi bapak
sudah meminta maaf berkali-kali. Tetapi apa daya, semuanya dimanfaatkan dan
dimainkan begitu baik oleh kondisi politik di negeri ini. Hukuman buat bapak buat
saya terlalu berat. Awalnya saya hanya berharap bapak mendapat hukuman
percobaan saja tetapi ternyata malah penjara 2 tahun. Tetapi saya yakin, bapak
sudah menerima apa yang terjadi sama bapak dengan ikhlas dan merelakan itu
semua.
Saya mulai tertarik
dan merasa bahwa negara ini memiliki harapan semenjak banyaknya muncul
pejabat-pejabat pemerintah yang benar-benar perduli dan mau melayani
rakyat…bukan hanya sekedar omong kosong kampanye. Saya paling tertarik dengan
konsep revolusi mental(RM)nya Pak Jokowi. Terlepas dari pelaksanaannya,menurut
saya istilah Revolusi Mental itu sangat mendalam dan cocok dengan kondisi di
negeri ini. Revolusi mental sangat sederhana tetapi pelaksanaannya sangat susah
buat orang-orang yang tidak mau berubah. RM buat saya adalah upaya kita untuk
melakukan perubahan pola pikir kita terhadap segala sesuatu yang salah tidak
menjadi benar. RM akan meningkatkan kesadaran manusia dan kepedulian terhadap
sesama di sekitarnya, taat akan aturan yang benar, tidak melakukan perbuatan
yang merugikan orang lain dan hal-hal lain yang bertujuan untuk kebaikan
bersama. Contoh sederhana tetapi susah, lihat saja di jalanan Jakarta apakah
orang-orang masih merasa bersalah jika menerobos trotoar saat naik motor,
melewati garis putih di lampu merah sehingga orang tidak bisa menyeberang dan
lain-lain… Upaya untuk sadar bahwa perbuatan itu salah pun buat saya termasuk
RM…bisakah kita? Bisakah orang-orang di negeri ini melakukannya? Buat saya,
jika benar-benar didalami dan dipahami, RM adalah kunci bagi negeri ini untuk
menjadi lebih baik. Untuk menjadi negeri yang lebih baik,manusianya yang harus
diubah karena mau sebagus apapun negerinya tetapi jika orang-orang di dalamnya
memiliki perilaku yang buruk pasti akan hancur juga.
…
Saya dulu sempat
memprediksi kekalahan bapak di Pilkada. Bukan dengan survey atau
hitung-hitungan matematis. Saya kebetulan adalah seorang IT Developer, bekerja
di perusahaan IT Consultant di Jakarta selama hampir 7 tahun ini. Saya
menganalogikan kandidat Gubernur waktu itu, No. 1 sebagai seorang Project
Manager, No. 2 sebagai seorang senior developer, No. 3 sebagai Direktur IT
Consultant. Buat saya tak ada harapan buat si Project Manager, karena di IT
Consultant di dalam project management seorang PM rata-rata hanyalah orang yang
cuma sekedar teori saja tanpa tau bagaimana prakteknya di lapangan. Mereka akan
berusaha menyenangkan client (dalam konteks Pilkada adalah masyarakat Jakarta),
bahwa mereka bisa melakukan dan menyelesaikan segala requirement dari si
client, memberikan janji bahwa semuanya akan baik-baik saja, menerapkan
timeline yang kadang tidak masuk akal..karena mereka tidak punya pengalaman
melakukannya dan berpikir bahwa itu mudah, padahal yang mengerjakan adalah
developer. Tetapi biasanya oleh client PM ini tidaklah terlalu difavoritkan.
Si Senior developer
tau segala seluk beluk project, bagaimana menyelesaikannya, apa hambatan di
dalam project tetapi kekurangannya si developer ini terlalu kaku dan tidak bisa
menggunakan bahasa manusia. Dia tidak bisa meng-entertain si client sebaik si
PM. Lain halnya dengan si Direktur, dia punya resource, punya kemampuan untuk
menjual, bisa memberikan janji manis ke client walaupun bukan mereka juga yang
mengerjakan. Demi kepentingan tertentu biasanya client akan lebih memilih si
Direktur walaupun harus mengorbankan keberhasilan project.
Banyak yang bilang
kalau bapak itu galak. Saya tidak pernah bertemu langsung dengan bapak apalagi
berinteraksi langsung dengan bapak. Tetapi saya tau bapak seperti apa dan saya
yakin bapak tidak galak. Yaah, kadang konteks galak itu beda-beda sih yah, saya
sering dikatain galak oleh team member saya saat saya menjadi team leader
mereka. Buat orang di luar Bangka Belitung, bicara keras saja disebut
galak…padahal memang itu keseharian kita. Bagaimana orang yang ngamuk jika melihat
orang lain melakukan sesuatu yang salah, bagaimana kita tidak marah jika
anggota kita kerjanya tidak benar padahal kita dituntut untuk keberhasilan,
bagaimana kita tidak marah jika melihat orang tidak becus melakukan
pekerjaannya.
Dulu sewaktu awal-awal
saya selalu berapi-api, sangat idealis, sedikit saja melihat sesuatu yang tidak
beres menurut saya langsung saya lawan. Tetapi lama-kelamaan saya sadar, bukan
karena merasa salah tetapi sadar bahwa masih ada kekuatan di sekitar saya yang
mengharuskan saya untuk slowdown dan sedikit memainkan politik. Orang-orang
bilang saya tidak sabar, gampang emosi.Lalu saya berpikir, coba letakkan orang
lain di posisi saya, menghadapi apa yang saya hadapi sama persis… kita lihat
apa yang terjadi? Saya gk yakin kalau mereka sanggup menahan ‘sabar’ itu.
Jangan-jangan baru disenggol sedikit saja mereka sudah ngamuk-ngamuk dan
menyerah. Mereka tidak berpikir, apa parameter dari sabar itu. Apa iya, misal
ada orang diejek ‘gendut’ tetapi dia diam saja dan orang langsung bilang dia
sabar. Sementara ada orang yang dikatain apapun diam, dipukul diam, dihina
diam, lalu suatu saat dia diledek meledak dan marah…lalu langsung disebut orang
tidak sabar. Orang-orang tidak mau memperhatikan apa kondisi yang dihadapi
tetapi langsung memberikan judgement.
Padahal bisa saja orang yang disebut tidak sabar itu sebenarnya jauh
lebih sabar dari orang kebanyakan.
Idealis, saya
disebut begitu dulu.Buat saya idealis bukanlah konotasi negatif. Idealis adalah
sikap yang meluruskan bahwa benar yah benar, salah yah salah tanpa padang bulu.
Saya tau bagaimana
rasanya dalam hal yang lebih kecil. Pada saat apa yang kita lakukan, usaha yang
kita lakukan untuk kepentingan bersama seperti tidak dihargai oleh orang lain. Kita
melakukannya dengan cara yang kita anggap benar, tetapi yah belum tentu orang lain
menganggap hal yang sama. Seribu kebaikan yang kita lakukan pun akan hilang
karena satu kesalahan yang kita lakukan. Itulah kenyataannya orang-orang yang
kita hdapi dalam hidup ini.
Banyak kebingungan
saya dengan orang-orang di negeri ini. Entahlah saya tidak punya bukti kuat,
apakah mereka ini hanya segelintir, apakah mereka ini memang bagian dari
permainan politis, atau apakah mereka memang terlalu bodoh. Saya tidak pernah
paham dengan orang-orang yang berteriak selalu meminta perubahan tetapi mereka
tidak pernah siap dengan perubahan yang benar. Meminta untuk negeri yang lebih
baik tetapi tidak mau bersusah payah dan berkorban melalui prosesnya.
Saya juga tidak
paham kenapa orang-orang bisa bertindak rasis terhadap sesamanya yang berbeda. Ini
bukan pemikiran karena saya minoritas. Saya percaya bahwa semua manusia di
dunia ini ini memiliki kedudukan yang sama. Tak ada satupun manusia yang berhak
menyakiti sesamanya. Tak ada pembenaran bahwa menyakiti manusia itu adalah
perbuatan yang benar. Saya percaya bahwa manusia dilahirkan dengan kehendak
bebas, tidak ada satupun manusia yang memiliki kuasa atas manusia lainnya. Mau
apapun keyakinan kita, toh kita ini tetap manusia dan memiliki pencipta yang
sama. Menyedihkan menjadi minoritas tetapi itu pula yang menjadikan saya kuat
sampai saat ini. Pengalaman yang tidak dirasakan oleh kebanyakan orang lainnya.
Saya tidak paham
tentang orang-orang yang menganggap bahwa dirinya dan keyakinannya adalah yang
terbaik dan yang lain tidak direstui oleh Tuhan. Jika memang seperti itu kenapa
Tuhan menciptakan yang beda-beda itu? Kenapa tidak dimusnahkan saja sekalian
atau tidak diciptakan. Bukankah di saat kita menganggap bahwa diri kita adalah
yang terbaik di saat itulah kita salah karena sudah menganggap orang lain tidak
lebih baik dari kita?
Saya dulu sempat
emosi dan berubah menjadi orang yang rasis juga. Saya tidak mengerti tentang
pola pikir orang-orang dan keyakinannya. Saya mempelajari keyakinan mereka, tau
beberapa ajaran mereka. Ada yang saya terima, ada yang tidak. Sewaktu bapak
diputuskan penjara waktu itu saya bahkan sempat bikin status FB “apakah di
dalam kitab setebal itu tidak ada ajaran untuk memaafkan?”. Saya harap itu
hanya hanyalah perbuatan segelintir orang saja dan tidak mencerminkan
keseluruhan.
Saya suka solo
travelling, pada saat saya melakukan itu saya senang karena saya lebih banyak
waktu untuk memperhatikan kehidupan orang-orang di sekitar saya. Saya bisa
menjumpai orang-orang yang berbeda dari yang saya jumpai sehari-hari. Itu juga
membantu saya meluruskan otak saya jika sudah mulai ngaco bahwa tidak ada
harapan bagi orang-orang di negeri ini. Saya
sering mengucapkan, “Dan perlu kau ketahui bahwa dunia ini isinya bukan hanya
saya atau golonganmu saja. Pergilah ke pelosok negeri ini, pergilah ke penjuru
dunia ini,dan kau akan menemukan betapa luasnya dan banyaknya manusia-manusia
yang berbeda darimu”
Terus terang saya
sangat iri dengan bapak. Saya iri melihat bapak yang bisa melakukan perubahan
di negeri ini. Percayalah, setidaknya ada satu orang di muka bumi ini yang
percaya bahwa bapak sudah melakukan itu. Suka atau tidak suka, ada yang tidak
beres di negeri ini. Apa yang bapak alami saat ini juga memberikan simbol ke
masyarakat, simbol sebuah harapan, perubahan dan perjuangan…itu yang membuat
saya sangat iri. Bapak bisa melakukan perubahan yang cukup besar dan menorehkan
sejarah di negeri ini, tidak sembarangan orang bisa mendapatkan kesempatan dan
bisa melakukan itu.
Baru-baru ini saya
membaca berita dan katanya bapak bilang bahwa bapak seperti di film “Batman
Return”. Lagi-lagi bapak menggelitik saya. Batman adalah salah satu dari dua
tokoh fiksi favorit saya. Bukan karena dia kaya tetapi karena apa yang dia
lakukan. DIa bisa bertarung menghadapi banyak hal walaupun harus sendiri, dia
tetap kuat. Dia sangat kuat terhadap banyak rintangan dan masalah. Dia menjadi
simbol bagi orang-orang, sebuah simbol yang disegani dan dihormati. Jadi bapak
di dalam penjara harus sering latihan fisik dan kungfu supaya paskeluar nanti
bisa jadi batman dan siap bertarung lagi.
:D tokoh fiksi
lainnya yaitu seseorang bernama Luffy dari komik One Piece. Jadi ceritanya dia
ini mengumpulkan kru dan membuat team bajak laut. Setiap anggota teamnya
memiliki impian yang berbeda-beda. Ada yang mau menjadi pendekar pedang terbaik
di dunia, ada yang mau menjadi koki terhebat di dunia, ada yang mau menajdi
navigator terbaik di dunia dan lain-lain. Mereka ini saling mendukung satu sama
lain untuk mencapai impian-impian tersebut. Mereka juga saling menghormati satu
sama lain. Mereka menghadapi banyak rintangan selama perjalanan mereka,
termasuk dari pemerintah dunia dan bajak laut jahat lainnya. Yang bisa diambil
dari cerita itu, alangkah indahnya jika menjadi seorang pemimpin seperti Luffy,
yang kuat dan bisa melindungi anggotanya. Dan anggotanya pun saling menghargai
dan membantu tercapainya setiap impian. Dalam konteks pemerintah, sangat bagus
jika seorang pemimpin dan anggotanya, dalam hal ini adalah rakyat bisa bekerja
sama meluruskan segala hal yang salah, bersama mencapai impian dan mendukung
satu sama lain. Karena pada dasarnya tujuan kita sama, menjadi yang terbaik.
Itu adalah sebuah team impian saya, dan saya yakin dengan team seperti itu kita
bisa menjadi lebih baik. :D. Itu adalah salah satu impian saya, membangun team
impian developer saya.
Saya yakin bahwa
bapak sudah rela menerima semua ini. Saya yakin bahwa orang seperti bapak tidak
sedih dan stress. Saya percaya bahwa bapak juga yakin bahwa di setiap lorong
gelap yang kita lalui, pasti akan ada cahaya juga di ujungnya.
Tetapi ada hal yang
mengganjal saya. Saya beberapa kali mendengar bahwa bapak tidak mau masuk ke
dunia politik lagi. Saya dengar bapak mau menjadi pembicara bahkan pengkhotbah.
Bukan masalah profesinya tetapi saya merasa sangat menyayangkan saja. Saya
yakin jika bapak mengambil keputusan seperti itu, bukan karena bapak menyerah
terhadap negeri ini. Orang seperti bapak tidak akan pernah menyerah dan putus
harapan seperti itu karena yang bapak alami saat ini. Bapak pasti tau dan yakin
bahwa masih ada jalan untuk memperbaiki semua ini. Saya hanya tidak tau saja,
sampai saat ini saya pikir tidak ada pembicara atau pengkhotbah yang bisa
memberikan perubahan yang cukup besar di negeri ini, apalagi dari golongan minoritas.
Salah satu masalah utama di negeri ini adalah terlalu banyak orang yang
memanfaatkan keluguan rakyatnya untuk kepentingannya sendiri. Tidak usah
idealis lagi bahwa manusia yang harus kita ubah, itu benar tetapi kenapa tidak
kepalanya yang kita luruskan dulu. Jika kepalanya, akarnya kita jinakkan dahulu
saya yakin ekornya akan mengikuti. Kepala yang saya maksud adalah pemerintahan
di negeri ini. Mereka yang selalu dilihat oleh rakyat, segala tindak tanduk dan
kebijakannya. Jika pemimpin-pemimpinnya benar, simbolnya benar maka rakyat akan
segan dan mengikuti. Sama halnya jika pemimpinnya ngaco, pengikutnya juga akan
ikut ngaco, saya pikir bapak sudah merasakan juga dan melihat bagaimana banyak
orang mengikuti pemimpin yang salah.
Jika mau melakukan perubahan
di negeri ini kenapa tidak langsung ke akarnya saja. Bapak sangat memiliki
kemampuan untuk itu. Saya tidak tau pengalaman apa yang sudah bapak alami dan
apakah bapak sudah berpikir “ah sudahlah, tak ada harapan di negeri ini”. Tetapi
lain soal jika memang bapak memiliki pendangan lain, mungkin keluarga atau
orang yang bapak sayangi atau untuk kedamaian di negeri ini, hanya bapak yang
tau itu. Tetapi sekali lagi, sebagai awam saya sangat sedih dan sayang sekali
melihat bapak memutuskan hal itu. Saya sangat yakin, jika bapak teruskan bahwa
jalannya akan sangat terjal, mungkin bapak mau istirahat atau apa saya tidak
tau. Yang jelas, negeri ini sangat memerlukan orang seperti bapak…suka atau
tidak suka harus orang-orang yang memiliki pandangan seperti bapak yang bisa
memberikan harapan di negeri ini.
Terimakasih atas
pelajaran berharga yang sudah bapak ajarkan kepada kami, atas pengorbanan bapak
yang sudah membuka mata rakyat di negeri ini. Saya tidak pernah menemukan orang
lain selain bapak yang begitu menghebohkan negeri ini, saya senang menjadi
saksi dari sejarah yangs udah bapak torehkan.
Ya sudah, sejuta
kata pun tidak akan cukup dalam surat ini. Sampai ketemu setelah bapak bebas
nanti. Saya tunggu sepak terjang bapak selanjutnya, terimakasih.
Hormat saya,
Andi
Jakarta, 29 Oktober
2017