The Birth

Tumbuh dan berkembang di Pulau Bangka. Menghabiskan masa kecilnya di sana sampai dengan SMA.

Play, Learn and Grow

Bermain, belajar dan tumbuh di pulau Bangka, salah satu pulau terindah. Bermain untuk kesenangan, belajar menghadapi hidup dan tumbuh bersama orang lain.

Life for Something

Hari demi hari-senang,sedih,tawa jadi bagian dari hidup. Tantangan?Apa seninya hidup tanpa tantangan?

To be Somebody

To be somebody or nobody. Life for something or nothing. Work hard, Play hard, Die hard to achieve dreams.

Rest in Peace

Life for nothing or die for something. When the time coming, He will gone but never forgotten.

Sunday, October 22, 2023

Rantau

Dari 2006 sampai dengan sekarang , gk terasa sudah 17 tahun merantau dari Bangka. Mulai dari anak kuliahan sampai akhir menjadi pekerja di sini. Saya masih ingat dulu "becandaan" bersama dengan teman-teman saat awal-awal di kota ini... "saya tidak akan pulang sebelum menaklukkan Jakarta".. eh beneran gk pulang-pulang loh.

Di satu sisi sebagai perantauan, tujuannya adalah untuk mencari kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan kehidupan di daerah asal, supaya memulihkan khususnya keadaan ekonomi menjadi lebih baik dari sebelumnya. Orang tua, saudara, sanak keluarga pun terpaksa ditinggalkan demi hal itu. 

Rasa kangen jelas sangat terasa di perantauan. Kadang pulang setahun sekali untuk berjumpa dengan orang tua, kadang hanya bisa telepon dan menanyai kabar. Sungguh masih beruntung dengan teknologi sekarang tidak hanya bisa mendengar suara tapi wajah pun bisa liat sehingga sedikit terobati. 

Melihat wajah orang tua yang semakin hari semakin tua dan rentah sangat memiluhkan hati. Pengen rasanya terus ada di sebelah mereka. Setiap kali berbicara dengan mereka, menanyakan bagaimana kabar mereka, apakah semua sehat-sehat dan baik-baik saja. Melihat mereka yang sendiri saja menua dan jauh dari anak-anaknya pasti berat buat mereka. Membayangkan bagimana dulu mereka merawat kita dari kita bahkan belum bisa berjalan sampai kita dewasa dan cukup mandiri untuk mencari jalan kita sendiri.

Pengen rasanya tuh, memeluk, atau duudk di pangkuan mereka dan menceritakan semua yang kita alami selama di sini. Bagaimana susahnya kita bekerja di sini, banting tulang mencari uang, bertemu dengan orang-orang yang tidak baik, berkonflik dengan orang lain, dipandang negatif oleh orang lain walau niat kita baik. Pengen rasanya mencurahkan dan berteriak dan menangis di hadapan mereka dan bilang "udah gk kuat lagi". 

Tapi gk bisa.... 

Ntah kenapa, gk tega rasanya membebani mereka dengan hal-hal seperti itu. Mereka pun sudah cukup susah memikirkan kita, gk tega rasanya membiarkan mereka tau kondisi kita yang seperti itu karena pasti akan menambah beban pikiran mereka lagi bahwa anak-anaknya yang jauh dari mereka tidak dalam kondisi yang baik-baik. Orang tua mana yang tega membiarkan anaknya dalam kondisi yang tidak baik. 

Pada akhirnya hanya bisa diam, dan membiarkan mereka berbicara dan kita yang mendengarkan segala cerita mereka. Dan entah kenapa itu lumayan cukup walau sedih rasanya mendengarkan cerita mereka tetapi tidak ada di sebelah mereka. Membayangkan mereka yang semakin dan menua dan tidak tau sampai kapan kita masih bisa melihat mereka. 

Ada banyak perasaan yang berkecamuk di dalam hati. Sedih karena jauh dari mereka, capek karena kehidupan kita sendiri tidak baik-baik saja juga, marah karena kita belum bisa memberikan yang terbaik juga untuk mereka, malu karena sebagai anak belum juga menjadi sesuai harapan mereka...

Saya cuma bisa berdoa semoga saya masih memiliki kesempatan untuk memenuhi harapan dan keinginan mereka. Saya mohon Ya Tuhan....

Sunday, September 10, 2023

Bakal Gw Adepin Apapun Juga


sudah sangat terlalu lama tidak menulis, sangat lama.. mudah-mudahan kemampuannya tidaklah hilang. 

Ini kedua kalinya kejadian hal seperti ini, mungkin dulu sepertinya juga gw tulis kejadian itu di sini juga. Penyebab kenapa gw udah gw mau lagi nolong orang jika orang itu sendiri tidak mau ditolong. Bedanya dengan kali ini adalah orangnya yang awalnya datang sendiri untuk meminta tolong ke gw.

Awal 2022 datang ke gw dan bilang dengan manisnya "mohon bimbingannya". gw masih ingat banget dengan kalimat itu. Dan gw bertekad untuk nolongin. Dengan semangat dan cara yang "alus" gw tolong, gw didik dan gw perlakukan berbeda dari orang kebanyakan bahkan untuk orang di posisi yang sama sekalipun. Gw paham dengan segala kekurangan "material" itu makanya gw perlakukan berbeda dari yang lainnya.

Tetapi ternyata selama setahun lebih gw gk menemukan perubahan yang signifikan dari itu dan gw berasumsi bahwa memang tidak adanya kemauan dari orang yang bersangkutan. Inilah sebabnya setiap kali gw recruit orang gw sellau lebih prefer untuk orang yang memang mau ketimbang skill aja. Dan ingat, lu yang datang ke gw dan meminta untuk dibimbing.

Seakan apa yang udah gw lakuin ini sia-sia semua, buang-buang waktu gw selama setahun lebih ini. Apakah cara gw yang salah? come on sudah banyak yang berhasil.. Oke fine, mungkin orang ini berbeda dan harus diperlakukan berbeda.

Apakah cara gw yang keras?? come on.. gw bahkan belum mengeluarkan setengah dari cara keras gw. 

Gw pribadi gk perduli dengan alasan apapun, karena gw justru tidak melihat adanya kemauan di sini. Kemauan untuk menjadi sesuatu tersebut. karena gw percaya jika ada kemauan , pasti akan tampak dalam wujud usaha yang keras.. dan gw tidak melihat itu. Jangan bilang karena alasannya "materi". Kalau memang itu alasannya.. jangan datang ke hadapan gw dari awal.

Dan pada akhirnya menjadi pecundang dengan segala sampah yang ditinggalkan ke orang lain. 
Gw harus menelan ludah gw sendiri karena membela dan memberikan kesempatan ini. Gw udah membuang waktu gw setahun lebih untuk ini, sia-sia... Lebih baik gw pakai untuk mendidik orang yang memang ada kemauan untuk itu. 

Buat gw tetaplah pecundang yang kabur dari pertempuran, apalagi seorang laki-laki... apalagi itu namanya kalau bukan pecundang.. yang menyerah dari pertempuran.. bahkan kalah telak. 

Gw gk paham dengan manusia. Zaman gw dulu bahkan situasi lebih keras dari ini. Sekarang, dengan segala bantuan ,support, backing yang dipunya masih saja tidak tau diri akan hal tersebut. Kesempatan di depan mata dilepas begitu saja dengan bodohnya.

Pecundang

Inilah yang bikin mood gw ancur beberapa hari belakangan ini. Bukan karena menyesal karena apa yang sudah gw lakukan atau korbankan. Tetapi impact dari hal tersebut yang bisa saja menjadi hal buruk bagiku. Kadang gw capek melakukan hal-hal seperti ini.

Selalu dicap negatif, dibilang keras, galak, padahal semua itu gw lakukan untuk menolong orang lain , untuk tujuan yang baik. Again, dimanapun gw sering menemukan manusia yang tidak tau diri, tidak tau terimakasih. Ditolong, diajari,dibimbing tidak tau terimakasih , tidak tau diri. Giliran credit aja seakan jadi kacang lupa akan kulitnya.

Gw bukannya mau credit atau terimakasih itu.. Tapi setidaknya menjadi manusialah.. yang memiliki adat...memiliki moral... bertindak manusiawi.. itukan sebabnya kita disebut manusia???


Gk perduli apapun itu yang akan terjadi, kalau harus berjibaku dengan segala hal sekalipun tidak masalah. Gw udah ngelakuin ini bertahun-tahun dan gw masih bertahan hidup sampai sekarang...

bakal gw adepin apapun juga...

kadang gw kesal, tapi jujur gw kasian dengan tipikal manusia- manusia ini.. Mereka tuh gk tau apa yang di depan mereka.

Ya sudah, mau gimana lagi.. itu jalan yang mereka pilih sendiri. Apapun itu segala keputusan untuk hidup mereka bukan urusanku... Jalani apa yang menurut kita benar tetapi ingat.. selalu ada risiko dari setiap keputusan...