Gw mau menggoreskan sedikit pengetahuan tentang KPR. KPR, salah satu jenis pembiayaan kredit dari bank khususnya rumah. Ada pula KPA untuk apartment atau ada juga KTA *pinjaman*. Hampir semua bank memiliki fasilitas itu tentu dengan kelebihan dan kekurangannya.
Untuk kasus KPR, mungkin yang paling murah adalah dari b*a sendiri. KPR sendiri ada persyaratannya dan cukup ketat. Yang paling ketat mungkin si b*a, makanya ada yang bilang jika lolos disitu maka bank lain pasti gampang. Gw sendiri pernah membandingkan hitung-hitungannya antara b*a dan Perma*a, memang si b*a lebih murah 5-6 juta setelah dihitung total yang dikeluarkan saat KPR lunas *tergantung tenor*.
Proses KPR sendiri dimulai dengan pengajuan ke bank *iyalah masak ke kantor polisi*. Kasus umum, kita cari propertynya dulu, nego harga dengan penjual baru ajuin KPR. Tetapi ada juga yang ajuin KPR lalu bank yang akan memberikan listing properti yang mereka punya *kerjasama dengan developer*, atau program spesial dari bank masing-masing.
Pengajuan KPR memerlukan beberapa dokumen seperti identitas formal, slip gaji dan rekening koran 3 bulan. Khusus untuk pegawai harus menyertakan surat referensi dari perusahaan yang menyatakan bahwa anda bekerja di perusahaan tersebut. Setelah dokumen lengkap, analis dari bank akan verifikasi data ke anda dan ke perusahaan tempat anda bekerja. Dihitung-hitung pengajuan KPR anda, lalu akan keluar keputusannya apakah ditolak atau diterima. Oh iya, saat pengajuan KPR itu ada biaya appraisal, biasanya 500K-1000K. Jika pengajuan gagal yah hangus..
Lantas, apa sih yang menjadi faktor-faktor berhasil atau tidaknya pengajuan KPR?
Plafon, alias jumlah pinjaman ke bank. Setauku bank hanya mau membiayai plafon maksimal 80% dari harga rumah. Misalkan rumahnya 1M jadi kalian harus DP sebesar 200 juta, sisanya 800 juta diajuin ke bank.. itu namanya plafon. Tapi ingat, biaya yang akan dikeluarkan bukan hanya harga rumah saja. Masih ada biaya lain macam administrasi, provisi, notaris, pajak, NJOP, balik nama dll. Kalian harus spare sekitar *tergantung harga rumah* 30-60 juta, tarohlah 100 juta misalkan untuk renovasi nantinya atau beli perabotan. Jadi kalian harus ajuin plafon 900juta, tentu DP-nya harus ditambah juga. Intinya, masih ada biaya lain di luar DP yang harus kalian siapkan dan jika tidak punya sendiri yah harus diajuin sebagai tambahan plafon. Ada kok orang yangs sengaja kerjasama dengan penjual menaikan harga rumah. Misal, harga rumah aslinya 200 juta disebut ke bank harganya 500 juta. DP 200 juta lalu plafon 300 juta, padahal itu dipakai untuk keperluan lain.. Makanya ada yang namanya appraisal dari bank, untuk menentukan nilai asli dari harga rumah tersebut.. no tipu-tipu...
Logikanya semakin kecil plafon, semakin mudah tembus KPR-nya. Tetapi semakin kecil plafon atau tenor, harus semakin gede DP-nya.
Tenor yaitu jangka waktu KPR. Seperti kredit motor, makin lama yah makin mahal. Tarohlah kalian pinjem 800 juta dalam waktu tenor 10 tahun misalkan. Itu artinya setiap bulan kalian harus bayar kurang lebih 7 juta.
Pertimbangan lain tentu penghasilan kalian. Maksimal biaya bulanan untuk KPR yaitu 30% dari gaji *ini peraturan lama*. Tetapi masih tergantung soal apakah kalian sudah menikah atau belum, biaya hidup kalian sebulan dan lainnya. Jika bulanan 7 juta itu berarti penghasilan kalian harus minimal sekitar 17 juta. Atau pait2 yah sekitar 14 juta *50%*. Kenapa harus ada pembatasan seperti itu, tentu supaya kredit kalian lancar dan juga supaya kualitas hidup gk terganggu. Jangan sampai gara-gara KPR 7 juta sementara gaji kalian 10 juta, cukup gk 3 juta menutupi biaya hidup kalian??? Yang biasa makan ayam jadimakan tempe nantinya.
Maksimal tenor juga tergantung usia. Rata-rata batas maksimal tenor adalah usia + tenor tidak boleh lebih dari 55. Misal usia kalian 40 tahun, maksimal tenor yang bisa kalian ajukan yaitu 15 tahun karena jika kalian ajukan 20 tahun, nanti usia kalian saat kpr lunas adalah 60 tahun dan itu bukan usia produktif lagi bagi bank..alias kalian diragukan bisa bayar kredit. Jadi makin tua, makin susah...dan lagi-lagi kecuali uang kalian banyak untuk nambah DP.
Hal lain, mintalah kerjasama dengan pihak HRD perusahaan kalian supaya dibantu saat analis banknya telepon. Tidak akan ditanya banyak-banyak, hanya soal status karyawan saja. Bank tentu akan prefer karyawan yang permanent tetapi jika status kontrak masih ada kemungkinan kok asalkan neraca keuangan kalian bagus.
BI checking, kalau sekarang mungkin sudah OJK checking. Artinya nama kalian akan dicek di Bank sentral, apa saja transaksi keuangan kalian selama ini. Mulai dari kartu kredit kalian, tabungan kalian di bank lain... Jika misalkan kalian sering telat bayar credit card.. itu artinya reputasi kalian jelek di bank dan itu bisa jadi gak lolos BI checking.
Berdoa.. jangan lupa supaya KPR tembus...karena semua hal bisa saja terjadi...bahkan sekonyol atau sesederhana apapunbisa bikin KPR gagal.. trust me..:D
Captain Tsubasa, "Bank adalah teman... kecuali b*a..." 😅