Kapan sih biasanya kalimat itu keluar? Biasanya kalimat itu bakal keluar dari mulut orang Bangka jika dia tidak mau melakukan sesuatu dengan alasan dia sendiri ntah itu MALAS,nggak mau,nggak bisa atau alasan lainnya. Tapi pernah nggak kepikiran kita ngeliat sikap ini dari sudut pandang yang lain? Dibandingkan menggambarkan suatu sifat pemalas lebih menggambarkan suatu pernyataan sikap untuk berkata jujur,tegas untuk berkata TIDAK, berbuat sesuai kehendak hati. Blak-blak an kah???
Ayuuk kita liat dulu berbagai kondisi dari budaya ini dari sudut pandang yang berbeda. Menurut sebagian orang "Dak kawa nyusah" berarti pernyataan sikap pemalas,tidak mau berusaha,tidak kreatif dan lainnya . Pemalas??? Gw pikir nggak yah. Nggak nutup kemungkinan emank ada orang Bangka yang malas, tapi daerah mana sih yang nggak. Tapi dari pandangan masyarakat luar seakan-akan dengan budaya Bangka yang seperti itu menghakimi semua orang Bangka adalah orang malas. Kalo orang Bangka itu pemalas kenapa sampai hasil sumber daya alam lada putih di Bangka itu sampai terkenal ke luar negeri. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi kalo petani2 ladanya malas. Ini saya liat sendiri sebagian petani yang ada di Bangka menghabiskan waktu dari pagi sampai sore untuk di kebun merawat tanaman mereka. Itu yang dibilang malas?
Orang Bangka Nggak kreatif??? Asal tau saja orang Bangka itu sebagian besar lebih memilih bekerja sendirii, membuat usaha sendiri dibandingkan bekerja dengan orang lain. Mungkin "Dak kawa nyusah" itu lebih cocok kalo dibilang sebagai suatu sikap untuk memilih melakukan sesuatu mana yang harus dan mana yang tidak. Budaya ini juga bisa menjadi suatu sikap untuk tidak mencampuri urusan orang lain. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kenapa kehidupan di Bangka itu cenderung harmonis walaupun masyarakatnya berbeda etnis.
Budaya itu juga bisa berarti "nggak mau peduli". Tapi sekali lagi kita liat dari sudut pandang lainnya. Nggak peduli bukan berarti orang Bangka itu masa bodoh dengan penderitaan orang lain.Nggak. Itu lebih ke sikap untuk tidak mencampuri urusan orang lain. Mau bukti???liat aja budaya gotong royong di Bangka dan musyawarah. Seiap orang hidup berdampingan saling bantu dan saling menghargai.
Mungkin budaya ini mencerminkan suatu sikap untuk menentang kemajuan. Masa bodoh dengan segala perkembangan yang ada,yang penting gw bisa hidup,makan,anak istri,cucu hidup senang .Sudah.Cukup. Kalo gw perlu dengan kemajuan itu gw ikutin,kalo nggak buat apa? Pemikirannya mungkin seperti itu. Jusru itu la menurut saya yang membuat kehidupan di Bangka itu cenderung lebih santai. Semua sudah terbagi sehingga setiap orang saling menghargai milik masing2. Budaya inilah yang justru membuat hidup jauh dari stress,kesusahan dan ketidakharmonisan.
Jadi buat orang Bangka sendiri jangan minder dengan budaya kita. Justru itu lah yang menjadi ciri khas kita supaya kita semakin menguatkan eksistensi kita. Membuat kita tampil sebagai orang2 dengan kepercayaan diri yang penuh dan jati diri sejati. Jati diri orang Bangka. Tetapi ingat jangan sampai budaya itu menjadi penolakan untuk membuat suatu kemajuan bagi kita dan pulau kita.
IMHO,budaya itu emank ada sisi negatifnya. Tapi kita juga perlu liat sisi positifnya. Bahkan kalo perlu kita tiru. Nggak ada salahnya. Nggak mau ditiru???knapa??nggak sesuai ama pendapat anda???terserah....itu bagus karena anda secara tak sadar sudah terbawa budaya itu.Budaya "DAK KAWA NYUSAH". EOF.