Sesampainya di gereja ini, yang terlintas di pikiranku adalah gereja ini sangat kecil dan tidaklah sebesar di Jakarta. Tapi gw udah terbiasa dengan itu karena di daerah asalku pun gerejanya kecil, mirip dengan di sini. Yah, seperti yang sering kukatakan kota ini memang banyak kemiripannya dengan daerah asalku.
Menurut kata orang jika kita datang ke gereja yang baru kita datangi, kita bisa meminta permohonan. Sama halnya denganku juga waktu itu mengajukan permohonan salah satunya adalah biar gw dapat bertahan di kota ini. Hehmm.. sepertinya sudah terkabul.
Banyak hal menarik/'berbeda' yang terjadi di gereja ini, yang tidak kujumpai di gereja lain baik di Jakarta atau Bangka. Pertama, gereja ini kecil *mungkin tidak sekecil dengan gerejaku di Bangka* bahkan untuk tempat berlutut saja tidak ada beda dengan yang kutemui selama ini setidaknya masih ada tempat berlutut.
Kedua, ternyata gereja ini masih memakai buku syukur yang lama. Gw dulu sewaktu kecil memang pernah memakai buku itu, tetapi sewaktu gw SD gereja sudah beralih ke buku baru. Ternyata gereja ini belum beralih ke buku yang baru, ntah apa sebabnya.
Ketiga, gereja ini sangat dekat dengan umatnya. Mungkin karena umatnya tidaklah begitu banyak. Sejauh ini, ini adalah gereja yang menunjukkan kedekatannya dengan umatnya yang paling intens yang pernah kudatangi.
selanjutnya adalah, banyak tradisi-tradisi unik yang dilakukan gereja ini. Misal, di akhir misa pastornya selalu mengucapkan terimakasih kepada setiap bagian yang membantu terlaksananya misa ini, secara terperinci. Itu belum pernah kutemui sebelumnya. Ada lagi, yang paling membuatku tertarik adalah, di setiap akhir komuni pastornya selalu menyuruh anak-anak untuk datang kepadanya dan memberikan berkat. Tujuannya menurutku bagus, supaya anak-anak senang, merasa diperhatikan dan mau terus ke gereja.
Ada lagi kebiasaan pastornya untuk mengumpulkan recehan. Yah, hanya recehan. Dia memberikan celengan plastik ke umat yang mau, dan setiap bebrapa bulan sekali dikumpulkan kembali ke gereja. Dan hasilnya, wow.. dari recehan itu bisa terkumpul sampai jutaan rupiah. Tentu uang itu bukan untuk foya-foya, tetapi digunakan untuk biaya pendidikan imam.
Apa lagi yah? hehmm... ada juga kebiasaan gereja ketika ada perayaan besar seperti Natal atau Paskah menyelenggarakan misa khusus. Misalnya misa dengan adat Jawa, jadi umatnya datang ke gereja dengan pakaian Jawa. Benar-benar Jawa, pake kebaya, blankon bahkan sampai ke kerisnya :). Luar biasa...sayangnya gw cuma punya batik,itupun setelah beberapa kali salah kostum... Gw berharap ini terus dilanjutkan, kapan-kapan tolong diadakan misa adat cina...^^.
Selain dari tradisi-tradisi di gereja ini yang unik, masih ada hal lain yang terjadi di sini. Misalkan saja ada teman yang agak keberatan duduk di area depan bilang, lain kali duduk di altar aja, itu kursinya pas untuk kita bertiga..^^. Atau ada teman yang ngincer cewek di gereja, tiap minggu ketemu terus dengan cewek itu. Gw sampe bela-belain candid foto tu cewek...^^.Hehmm... luar biasa memang yang gw alami di gereja ini.
Oh iya, gereja ini sedang membangun gedung yang baru, mudah-mudahan cepat selesai yah. Dilihat dari designnya sih bagus, sayang gw nggk bisa melihat jadinya seperti apa.
Okelah, akhirnya gw harus menyudahi ini semua. Meniru tradisi gereja juga gw mau mengucapkan terimakasih banyak kepada gereja ini sudah menjadi rumahku di Balikpapan, tempat mengadu segala suka dan dukaku di sini. Terimakasih juga kepada pastor-pastornya, Pastor Prilion , Pastor Lupang dan Romo Mangun juga Uskupnya Mgr.Florentinus serta umat-umat gereja ini. Terimakasih banyak.
Gw harus melanjutkan perjalanan, sudah cukup lama gw berlabuh di kota ini. Gw harus maju lagi mengejar cita-cita. Mungkin kalau emank berjodoh kita akan berjumpa lagi, di gereja lain atau gw yang suatu saat nanti berkunjung lagi ke gereja ini. Yang jelas ini akan menjadi salah satu gereja yang kusukai, Gereja Santa Theresia Prapatan Balikpapan.
#Baca berita bahwa tanggal 18 Juli kemarin Uskup agung Samarinda, Mgr.Florentinus sudah meninggal dunia karena gagal jantung. Beliau memang sudah lama sakit. Pertama dan terakhir saya melihatnya saat memimpin misa paskah. Selamat jalan, semoga arwahnya diterima di sisi-Nya.

0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.