Ada sebuah cerita, dulu ada seorang anak kecil.Sewaktu kecil dia bisa dibilang sebagai anak yang pendiam dan tidak banyak bicara.
Dia seorang anak yang pendiam atau malah bisa dibilang penakut. Tidak berani berbicara kepada orang lain, takut berhadapan dengan orang lain, tidak berani berbicara di depan umum. Pernah suatu ketika dia disuruh maju ke depan kelas untuk menyanyi di pelajaran kesenian. Dia tidak mau maju, malah sembunyi di bawah meja. :D
Hehmm..anak seperti itu..walaupun jadi pintar juga tetap saja jika sifatnya seperti itu dia tidak akan bisa menghadapi dunia. Menghadapi orang lain saja tidak berani apalagi dunia sana.
Pada suatu waktu, ketika akan menghadapi ujian nasional tingkat SD, dia dikejutkan oleh kabar dari saudara2nya yang tinggal di Jakarta. Kedua orangtuanya diminta untuk datang ke Jakarta. Bukan untuk berlibur atau bermain2 tetapi untuk menguburkan saudaranya yang meninggal. Yah..meninggal..tewas..mati atau apalah istilahnya yang sering disebutkan saat ini tanpa mengetahui makna sebenarnya.
Dia tidak menangis karena ditinggal saudaranya tetapi dia sedih melihat kedua orang tuanya yang menangis seperti orang yang kerasukan. Akhirnya kedua orang tuanya pergi meninggalkannya. Dia tidak bisa ikut karena saat itu dia masih harus mengikuti ujian nasional. Mungkin kedua orangtuanya berpikir, dia masih kecil..jangan ikutkan dia dalam persoalan ini, dia tidak tahu apa2.
Tetapi kedua orangtuanya itu salah. Dia tahu semuanya, bahkan mungkin lebih tahu dari saudara2nya yang lain. Tetapi sekali lagi, dia hanya diam.
Dia memang tidak terlalu dekat dengan saudaranya itu. Tetapi dia kenal. Dia tahu bagaimana saudaranya itu. Saudaranya itu bisa dibilang anak yang nakal, pemberontak. Ntah apa motif dari sifatnya itu, hanya dia sendiri yang tahu.
Tetapi ada hal-hal yang dia pelajari dari saudaranya itu. Sifat ‘pemberontak’nya. Yah..pemberontak…sebutan bagi orang yang mengagungkan kebebasan dan kebenaran(setidaknya itu kebenaran menurut versinya sendiri).
Semenjak saat itu, dia mulai ‘mengikuti’ jejak saudaranya itu. Dia berubah di luar sana..tetapi tidak di dalam keluarganya sendiri. Mungkin pengaruh lingkungan juga ikut berperan.
Alhasil sampai saat ini, dia menjadi seorang yang mungkin oleh orang2 di sekitarnya disebut pemberontak…sama seperti saudaranya. tetapi setidaknya, dia memberontak hanya untuk sesuatu yang dia anggap salah tetapi menjadi suatu pembenaran bagi orang lain. Mungkin sikapnya ini tidak disukai oleh orang disekitarnya.
Orang-orang mungkin akan berpikir kalau dia adalah orang yang munafik karena sok memperhatikan kebenaran. Orang yang mempunyai harga diri yang tinggi karena sok tidak mau ‘membenarkan’ suatu kesalahan. Atau bisa jadi disebut BODOH karena dengan sikapnya itu justru merugikan dirinya sendiri tetapi menguntungkan orang lain.
Tetapi dia tidak perduli itu, dia berani melawan bahkan jika semua orang di dunia membencinya karena sikap pemberontaknya itu. Dia yakin, dengan sikapnya itu, walaupun dia sendiri yang dirugikan, dia bisa melakukan perubahan. Perubahan dari sesuatu yang salah menjadi benar. Walaupun sekecil apapun perubahan itu, setidaknya dia sudah membuat asa untuk suatu kebenaran. Untuk melakukan perubahan setidaknya harus ada satu orang dulu yang berubah, jika tidak maka tidak akan ada yang namanya perubahan.
Dia tidak menyesal dengan sikapnya itu. Dia senang bisa melakukan hal2 sesuai hatinya. Dia yakin, orang2 di sekitarnya, orang2 itu, orang2 yang menutup mata atau orang2 yang diam, orang2 yang tidak berani sama seperti dirinya sewaktu kecil, jauh di lubuk hatinya mereka berpikir kalo anak itu benar.
Begitulah anak itu..anak yang sewaktu kecil pendiam itu sudah berubah…jauh berubah…
Dia hanya melakukan hal2 yang dianggapnya benar(setidaknya itu kebenaran menurut versinya)
Dia hanya ingin berusaha membuat suatu pembenaran dari suatu kesalahan yang ditemuinya, bahkan mungkin dibilang egois.
Dia…
Saya…
Saudaranya…
*Dedicated to my ‘inspirer’ brother , Silvester F.X. Ferdianto ,
13 years ago, September 1st 1999*
*wish you understand what I’m do now for my promise to you a year ago. I just do things…*
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.